1. Cerpen Pendidikan - Kisah Elang yang menjadi Ayam
Cerpen Pendidikan - Ini adalah cerpen pendidikan
yang menurut saya patut kita ketahui sebagai sebuah motivasi buat kita,
cerpen berikut ini menggambarkan menggambarkan bahwa kita perlu
mempelajari secara mendalam apa potensi yang ada di dalam diri kita dan
berani untuk lebih dari sekedar ikut-ikutan. Berikut kisahnya!
* Kisah elang yang menjadi ayam
Pada
suatu hari, seorang petani yang sedang memanen buah kopi menemukan
sebuah sarang burung di atas sebuah pohon. Petani itu memanjat pohon dan
mendapati beberapa butir telur burung elang yang masih hangat,
kemungkinan telur itu sedang dierami oleh induknya.
Karena
di sarang tersebut tidak ada induk elang, sang petani mengambil satu
telur dan membawanya ke rumah. Telur itu ditempatkan ke dalam sebuah
kandang ayam yang sedang bertelur dan mengerami telur-telurnya. Hingga
beberapa hari kemudian, anak elang tersebut menetas bersamaan dengan
anak ayam yang lain.
Induk
ayam memperlakukan anak elang seperti anaknya sendiri, dan si anak
elang mempelajari semua hal yang dilakukan oleh para ayam. Dia
mematuk-matuk cacing di tanah, memakan biji-bijian dan tidak pernah
mencoba untuk tebang, seperti layaknya ayam pada umumnya. Begitu terus
hingga dia tidak menyadari siapa dirinya.
Saat
sang elang sudah tua, ada sekumpulan elang yang terbang di atas langit.
Kemudian elang yang tidak sadar akan jati dirinya hanya menatap ke
langit sambil berkata, "Seandainya aku adalah elang."
Nah, sahabat itulah dia cerpen motivasi dan pendidikan buat kita semua yang sepatutnya kita fahami bersama.
CERPEN CINTA ROMANTIS : Akhirnya, Kini Aku Mengerti
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Namaku Shelli, siswa kelas X SMA yang masih terlalu dini mengenal
istilah cinta. Aku mengenal dengan istilah cinta saat duduk di bangku
kelas tiga SMP. Belum terlalu paham tentang cinta,
sebegitu mudahnya aku mempermainkan cinta saat itu, tanpa sedikitpun
memikirkan perasaan pasanganku. Awal masuk SMA, aku menjalin suatu
hubungan dengan kakak kelasku. Aku kelas X, sedangkan dia kelas XII
sekali lagi aku hanya bermain-main dengan cinta tanpa serius memikirkan
perasaannya yang telah tersakiti karena kelakuanku.
Putus dari dia aku mengenal dengan sesosok lelaki muda, kebetulan dia
juga kakak kelasku, tepatnya kelas XI, Riko namanya. Sebelumnya aku
benar tidak tertarik sama sekali menjalin hubungan lagi, bosanlah
istilahnya, tak ada yang menarik saat ku menjalin hubungan. Awal
perkenalan kami juga tidak begitu menarik, dan aku pun tak menganggap
Riko sama sekali. Tapi rasa itu langsung berbeda ketika aku pertama kali
melihat dirinya.
“Shel, itu lo yang namanya Riko” gertak Dani, salah seorang temanku
yang ketika itu kami sedang duduk santai didepan kopsis sambil
berbincang. Aku langsung menoleh ke arah lelaki muda itu, dan itulah
awal aku tahu Riko secara langsung.
“Benarkah itu Riko?” tanyaku kepada Dani tanpa memalingkan pandanganku ke arah Riko.
“Iya benar, itu Riko !” Jawab Dani sambil memakan jajan yang baru saja ia beli.
“Gila, Benar-benar gila. Ganteng banget ternyata” gumamku di dalam
hati dan masih terpesona melihatnya. Sesampainya di rumah, aku pun tak
henti-henti kepikiran wajah si Riko.
“Kenapa ini, aku tak bisa berhenti memikirkan lelaki itu. Biasanya
aku juga tak pernah seheboh ini” pikirku sangat aneh sambil berkali-kali
aku memandangi handphone
berharap ada SMS masuk dari Riko. Sungguh aneh, yang tadinya aku tak
tertarik sama sekali, sekarang malah berharap lebih sama Riko.
“Ada SMS !” teriakku. Langsung ku buka SMS itu dan benar, itu SMS
dari Riko. Akupun sangat kegirangan. Itulah awal mula aku bisa serius
menjalin hubungan dengan pasangan, sungguh berbeda dengan pasangan-pasanganku sebelumnya.
Dan inilah waktu yang aku tunggu, waktu dimana aku dan Riko jalan
bareng. Sebelumnya kami memutuskan untuk nonton, tapi berhubung waktu
telah terlewatkan, kami akhirnya menuju ke sebuah tempat yang begitu
indah. Udara yang begitu sejuk, suasana tenang, burung-burung bernyanyi,
rumput hijau menari dan genangan air yang membentang luas adalah
sebagian kecil dari pancaran indah tempat ini. Di tempat ini kami saling
bercerita tentang kehidupan kami, tak terasa pula sore telah datang
menjemput.
“Aku boleh ngomong serius sama adek ?” tanya Riko begitu serius memandangku.
“Boleh kak, silakan !” dengan sedikit gugup aku menjawab
pertanyaannya. Tiba-tiba Riko menggenggam tanganku. “duuh gila, mau
ngapain ni anak” gumamku dalam hati.
“Maukah adek jadi pacarku ?”
Seketika perasaanku langsung campur aduk antara senang dan bingung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar